Tugu ini merupakan sebuah peringatan yang dibangun oleh Pemerintah Indonesia pada Tahun 1977, tugu ini dibangun sebagai pengingat kepada generasi sekarang, bahwa di Daerah Campakamulya (sekarang), Desa Cibanggala (dulu) telah terjadi perjuangan yang sangat heroik dari Tentara Nasional Indonesia dibantu Masyarakat demi mempertahankan Kemerdekaan dari rongrongan Hindia Belanda.
Pembangunan tugu ini didasarkan pada peristiwa penyergapan Batu gede oleh Pasukan Hindia Belanda terhadap para anggota TNI maupun masyarakat pendukung kemerdekaan (TKR). Berawal dari ketidakkuasaan pasukan Belanda yang bermarkas di Pasir Gobang Kecamatan Campaka untuk menundukan kesatuan tentara Indonesia yang bermarkas di Kp. Warungkadu Desa Campakamulya (sekarang). Pasukan Belanda terlibat pertempuran di Gunung Angsana (Kecamatan Gunung Halu, KBB, sekarang) dan Pasukan Indonesia (TNI dan Rakyat) bertahan di daerah Kampung Cisokan (Terminal Cisokan, sekarang). Peperangan tersebut sangat merugikan pihak Belanda, karena Pasukan Republik tidak dapat ditumpas sampai habis, Pasukan Republik bertahan dan bermarkas di Warungkadu.
Berawal dari pertempuran tersebut, pasukan Belanda selalu mengadakan
operasi militer pembersihan terhadap unsur-unsur Tentara Republik yaitu
dengan cara patroli dengan regu-regu kecil menyusur kaki Gunung Angsana,
yaitu sebelah Utara Desa Campakawarna sekarang. Hal ini juga demi
mengamankan jalur perekonomian Perkebunan Panyairan ke Pusat
Pemerintahan Belanda di Bandung.
Suatu ketika, Sebuah regu Belanda yang sedang patroli yang berjumlah
sekitar Sepuluh orang mempunyai informasi, bahwa beberapa orang Pentolan
Tentara Republik dan rakyat (4 orang) membawa informasi penting dari
Cianjur dan Tentara tersebut adalah Letnan Kartija, bah ipit, bah inan
dan bah oman. Dengan menyamar sebagai masyarakat biasa pemetik teh
mereka menuju markas Tentara.
Pasukan Belanda berada di atas bukit di balik batu gede, dan para
pejuang bejalan dengan hati-hati dari kp. Warungkaret. Dengan tiba-tiba
diberondonglah mereka oleh patroli Belanda, Letnan Kartija yang membawa
Senapan dibalik Bajunya pun mebalas, namun apa daya jumlah patroli
belanda lebih banyak. Setelah dikepung dan tembak menembak selama kurang
lebih 15 menit pasukan kecil Letnan Kartija tercerai berai. Letnan
Kartija ditangkap oleh 5 Orang Patroli Belanda, diberondong dengan
peluru namun tidak kena, atau malah tidak mempan. Setelah ditangkap
dibukit kecil depan batu gede maka Letnan Kartija dieksekusi dengan
pedang. Dan bah ipit gugur diberondong, bah inan ditebas oleh pedang
juga dan gugur di bawah pohon kupa yang sekarang bernama Kp. Cikupa.
Akan tetapi Bah Oman, lari menyelamatkan diri dan segera menuju markas
tentara di Warungkadu melalui jalan Gunung Karang.
Berikut adalah video yang dibuat oleh Tim 4 Pameran Pendidikan Kecamatan Campakamulya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar